Berita

ilustrasi, bodyguard

Nusantara

Karena Kurang Percayai P­olisi?

RABU, 09 MARET 2011 | 00:23 WIB

RMOL.Munculnya jasa penga­wa­lan pribadi (bodyguard) men­jadi fenomena tersendiri saat ini. Sosok bodyguard biasanya iden­tik dengan ciri-ciri fisik ber­otot, berbadan tegap. Biasanya se­ring dijumpai bila kita ber­temu artis atau orang ternama. Se­akan-akan mereka adalah ta­meng bagi orang-orang yang me­makai jasanya.

Di Indonesia, jasa bodyguard hanya dipakai oleh mereka yang ber­­­­duit saja. Me­ngingat jasa se­orang bodyguard masih sa­ngat mahal. Se­lain selebriti, yang memakai jasa bodyguard biasanya pe­ngusaha.

Penga­mat sosial dan budaya dari Uni­ver­sitas Indonesia Bam­bang Wi­bawarta menyatakan, jasa bodyguard banyak dipakai karena kaum the have merasa tidak aman. Di samping itu, juga mungkin karena kurang per­caya pada aparat.

“Sehingga klop, muncul ke­lompok yang me­nyediakan dan adanya yang me­manfaatkan jasa tersebut,” ucap­nya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Berkat karakteristiknya yang sangat khas, lanjut Bambang, mu­dah sekali membedakan me­re­ka dengan para petugas ke­a­ma­nan lain. Mereka yang me­nyewa jasa pengawalan pribadi, kadang juga punya motif pres­tise. Seperti agar dianggap se­bagai pengusaha sukses di mata rekanan sesama pebisnis.

Na­mun, seiring perkemba­ngan za­man yang kian lama kian tidak menentu, banyaknya terjadi ka­sus perampokan, pe­merkosaan, penculikan dan lainnya, makin me­nguat­kan orang memakai jasa bodyguard. Hal itu pula­lah yang menda­sari para agen di In­donesia me­mi­liki ide mem­buat layanan jasa pe­ngawalan.

Disinggung mengenai krisis kepercayaan ter­hadap aparat ke­polisian yang mes­tinya mem­berikan rasa aman kepada war­ga, Bambang menegaskan, hal ini merupakan salah satu motif seseorang menyewa jasa pe­nga­manan pribadi.

“Sebenarnya orang bisa saja meminta penga­walan polisi. Tapi mungkin ka­re­na kurang­nya kepercayaan ter­hadap poli­si, sehingga mun­cul­lah hal se­perti ini dan di­man­faatkan bagi orang tertentu,” tuturnya.

Mengenai apakah jasa ini dilegalkan atau diperbolehkan, Bambang mengaku belum bisa memberikan penjelasan. “Di­le­galkan oleh peme­rin­tah atau ti­dak, harusnya se­tiap bentuk usaha itu ada izin­nya. Seperti pengadaan jasa sekuriti, satuan pengamanan (satpam) dan lain sebagainya,” urai­nya. [RM]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya