RMOL.Investor Malaysia ternyata bernafsu menguasai proyek jembatan nasional kelas kakap di Tanah Air. Setelah menyatakan minatnya untuk terlibat di proyek Jembatan Selat Malaka (JSM), kini investor Negeri Jiran itu juga ingin nimbrung di proyek Jembatan Selat Sunda (JSS).
Saat ini, pemerintah terus meÂmatangkan rencana pemÂbaÂngunÂan mega proyek JSS, termasuk investor yang terlibat. Investor asing yang berminat menggarap JSS juga terus bertambah. Salah satunya investor dari Malaysia.
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto mengakui, peÂmeÂrintah tidak bisa mengerjakan proyek ini sendirian sehingga buÂtuh investor. Dia menyebutkan beberapa investor yang berminat dengan proyek senilai Rp 200 triliun itu. Antara lain, Malaysia, China dan investor lokal (PT BaÂngungraha Sejahtera Mulia).
“Intinya kita tidak bisa mengerÂjakan sendiri,†ujar Djoko usai rapat kerja dengan Komisi V DPR di Jakarta, kemarin.
Dengan melibatkan swasta, kata dia, maka konsep peÂngemÂbangan dan pengoÂperaÂsian JSS nanti mirip jalan tol, built opeÂrate and transfer (BOT). DeÂngan model ini, modal invesÂtor bisa dikembalikan secara cepat.
Sayang, aku Djoko, KepuÂtuÂsan Presiden (Keppres) soal JSS maÂsih dalam proses finalisasi. DiÂhaÂrapÂkan pertengahan taÂhun ini payung hukumnya suÂdah keluar.
Jika Keppres ini keluar, lanjut Djoko, maka pihaknya akan seÂcepatnya membentuk badan peÂngelola JSS. Sembari meÂnungÂgu Keppres keluar atau seÂbelum JSS dibangun, Menteri PU berÂjanji akan memperbaiki terleÂbih dahuÂlu infrstruktur di kawaÂsan SuÂmatera.
Wakil Komisi V DPR Muhidin Mohamad Said mengatakan, peÂmerintah perlu membuat terlÂÂeÂbih dulu perenÂcanaan proyekÂsi JSS. Dia juga mempertanyaÂkan, anggaran biaya Rp 200 triÂliun ini akan diÂambil dari mana.
“Jika pemerinÂtah sudah memÂbuat proyeksi, maka akan dikeÂtahui, penting maÂna antara JSS dengan penamÂbahan kapal-kapal Feri,†katanya.
Karena itu, kata Said, peÂmeÂrintah harus mempunyai planÂning yang mantap. Artinya, perlu keÂjelasan dan kepastian waktu diÂmulainya pembangunan JSS. Ini penting agar para invesÂtor tidak ragu-ragu untuk berinÂvestasi. MiÂniÂmal, harus ada keÂpastian dulu kapan wakÂtunya.
“Jadi kalau diwacanakan terus dan tidak jelas, maka pengusaha-penguÂsaha Kapal Feri ini akan ragu-ragu untuk menambah kapal baruÂnya,†tukas Said. Karena itu, harus ada sikap politik dari peÂmeÂrintah. Jika hanya wacana terus, maka sektor transportasi dalam negeri akan terÂganggu. [RM]
Populer
Rabu, 24 April 2024 | 02:12
Sabtu, 27 April 2024 | 17:17
Selasa, 23 April 2024 | 12:42
Rabu, 24 April 2024 | 19:46
Selasa, 23 April 2024 | 19:52
Senin, 29 April 2024 | 01:56
Sabtu, 27 April 2024 | 14:54
UPDATE
Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05
Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24
Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57
Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50
Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46
Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33
Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21
Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15
Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50
Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36