Berita

NEGARA GAGAL

Hikmahanto Juwana: Chaos Total dan Izin DK PBB Sahkan Indonesia Jadi Negara Gagal

SELASA, 01 MARET 2011 | 10:21 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Ancaman negara Indonesia jatuh ke dalam kategori negara gagal dianggap terlalu berlebihan. Ancaman intervensi internasional pun dianggap masih sangat jauh.

Demikian dikatakan Pakar Hukum Internasional Universitas Indonesia,  Hikmahanto Juwana, kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Selasa, 1/3). Sebelumnya, isu negara gagal dan intervensi internasional menjadi isu hangat di kalangan akademisi dan aktivis.

Seperti diketahui, pertemuan para Gurubesar dan pimpinan Universitas di Universitas Negeri Jakarta pada awal Februari lalu memberi peringatan pada pemerintah sebelum negara ini jatuh dalam kegagalan. Konsekuensinya kalau negara ini jatuh dalam kegagalan adalah intervensi internasional. Namun, menurut Hikamahanto, ia melihat situasi Indonesia saat ini masih jauh dari negara gagal. Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, La Ode Ida, di Gedung DPD RI, Jakarta (Selasa, 8/2) mengatakan, Indonesia nyaris menjadi negara gagal. Kepemimpinan nasional begitu lemah dalam mengelola negara.


"Negara dikatakan gagal itu kalau chaos total, konflik horisontal tak bisa tertangani, rakyat menderita akibat konflik antar suku, dan itu jauh sekali dari kondisi sekarang," tegasnya.

Gurubesar Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) ini menambahkan, intervensi internasional kepada satu negara yang dianggap gagal memerlukan persetujuan Dewan Keamanan PBB dan harus mempunyai alasan kemanusiaan. Dalam struktur organisasi PBB, Dewan Keamanan memiliki wewenang yang cukup besar, antara lain kekuasaan untuk menjatuhkan sanksi pada suatu negara dan memutuskan untuk pengiriman pasukan perdamaian ke wilayah konflik. Dewan Keamanan PBB terdiri dari lima anggota tetap, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, China.

"Sejatinya, PBB dan asing tidak boleh mengintervensi. Kalaupun PBB mau masuk, alasan kemanusiaan harus ada," jelasnya.

Sebelumnya, pengamat politik internasional, Yusron Ihza, mengatakan, intervensi internasional paling mudah masuk lewat isu hak asasi manusia. Berkaitan dengan situasi nasional kekinian, persoalan ekonomi adalah hal yang paling mudah menyulut pertikaian horisontal antar kelompok masyarakat. Sementara pemerintah tampak kehilangan kendali.[ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya