ilustrasi
ilustrasi
RMOL. Sekretaris Kabinet, Dipo Alam, bagaikan kacang lupa kulit. Sebutan itu pantas untuk Dipo karena instruksinya memboikot media massa. Mantan aktivis mahasiswa era 70-an dan Ketua Dewan Mahasiswa itu lupa, keberadaannya di lingkaran Istana adalah buah dari reformasi dan kemerdekaan pers.
"Ucapan Dipo itu lebih seperti ucapan mantan pejabat Orde Baru daripada seorang mantan aktivis mahasiswa," ujar tokoh gerakan reformasi 1998, Ahmad Kasino, kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Selasa, 22/2).
Menurut Kasino, perkataan Dipo sekaligus menandakan bahwa rezim SBY-Boediono anti kritik. Karena belakangan ini, kritik dari komponen tokoh agama, intelektual, seniman budayawan, pemuda dan mahasiswa yang mendapat porsi besar pemberitaan media massa.
Populer
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35
UPDATE
Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32
Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12
Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58
Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39
Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14
Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52
Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30
Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14
Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55
Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30