Berita

ilustrasi

MIRANDAGATE

Repdem: KPK Kriminalisasi Oposisi

SENIN, 21 FEBRUARI 2011 | 11:01 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

RMOL. Komisi Pemberantasan Korupsi tidak profesional dan terindikasi menjadi alat politik penguasa. Contoh paling tegas adalah kelambanan penanganan kasus bailout Bank Century yang nyata-nyata merugikan keuangan negara Rp 6,7 triliun.

Tanda tanya besar ke KPK juga terjadi dalam penanganan kasus travellers cheque. Dalam kasus yang terungkap pada 2008 lewat bekas kader PDIP Agus Tjondro itu, KPK tidak berani menangkap dan menahan pihak yang diduga kuat penyuap, seperti eks Deputi Gubernur Senior BI Miranda Goeltom, penyalur cek pelawat Nunun Nurbaeti, dan kelompok bisnis Artha Graha sebagai penyedia travellers cheque.

"Pemanggilan Mega sangat aneh. Mega yang tidak memiliki kaitan dan keterlibatan dalam kasus suap tersebut malah dipanggil KPK. Bandingkan dengan Boediono, Sri Mulyani dan pejabat di sekitar kekuasaan yang terlibat kasus bailout Bank Century diabaikan KPK, padahal sudah direkomendasikan oleh paripurna DPR," kata Ketua Umum Relawan Pembela Demokrasi, Masinton Pasaribu, pada demonstrasi di depan Gedung KPK, Jakarta, Senin (21/2).


Masinton juga membandingkan dengan pengusutan kasus mafia pajak. Di PN Jaksel, kasus Gayus Tambunan sudah terang benderang. Berdasarkan data Komisi IX DPR, tingkat kebocoran penerimaan pajak sangat fantastis, Rp 240 trliun per tahun. Namun KPK tidak gesit mengambil alih kasus dari kepolisian .

"Ketidakberanian unsur pimpinan KPK dalam mengusut berbagai kasus korupsi yang telah merugikan keuangan negara dalam jumlah yang besar makin memperkuat dugaan bahwa KPK tebang pilih. KPK kehilangan independensinya, bahkan digunakan menjadi alat politik hukum penguasa untuk kriminalisasi terhadap kaum oposisi," pungkasnya.[ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya