Berita

Kesengsaraan Merata Tingkatkan Solidaritas Gugat SBY-Boediono

RABU, 16 FEBRUARI 2011 | 12:59 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Kebohongan SBY-Boediono yang dipaparkan kelompok tokoh agama seharusnya dipahami sebagai teguran yang mengingatkan bahwa pemerintah berjalan di rel yang salah.

Menurut pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro, Indonesia bisa disebut negara salah urus. Sedangkan, sebutan pembohong pada pemerintah karena janji-janji kampanye SBY-Boediono tidak terbukti. Konsekuensi salah urus negara pernah dialami Indonesia pada krisis politik tahun 1998, berujung pada kejatuhan pemerintah yang sah.

"Para pengganti pemerintah yang tumbang pada 98 mestinya belajar pada tahun 98. Jangan sampai ada kesengsaraan merata di negeri ini. Kalau kesengsaraan sudah dirasakan secara umum, akan ada gugatan pada pemerintah yang sah," tegas Siti Zuhro saat berdialog dengan Rakyat Merdeka Online.


Pemerintah tidak boleh lupa, infrastruktur politik bukan partai politik semata tapi juga kelompok intelektual, LSM dan aktivis mahasiswa. Saat ini, menurutnya, lapisan ini merasakan kekecewaan tak tertahankan karena kinerja pemerintah yang buruk.

"Dan saat ini tahap awal mengingatkan pemerintah, mereka seperti mengatakan please on the rigt track, you manage our country on the wrong way. Itu yang ingin dikatakan semuanya, tapi bungkusnya lain-lain," terangnya.

Dia juga mengingatkan, bila toleransi masyarakat pada pemerintah menurun, solidaritas di antara komponen masyarakat meninggi, semakin mengkristallah kekuatan social movement. "Masyarakat akan bahu membahu, solid, menggugat pemerintah, bahkan dengan cara fisik," tutupnya.[ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya