RMOL. Ketidakpuasan masyarakat di Indonesia kepada pemerintah masih pada level atau strata masyarakat tertentu khususnya kelompok masyarakat yang melek politik. Maka, terlalu jauh panggang dari api jika people power di Mesir dikaitkan dengan kondisi politik di Indonesia.
Menurut tokoh mahasiswa gerakan reformasi 1998, Ahmad Kasino, penilaian itu berasal dari pihak pemerintah demi membenarkan tingkah laku kekuasaan yang kehilangan legitimasi di mata rakyat.
"Semua tokoh agama sudah menyatakan bahwa rezim ini sudah tidak benar lagi, kemarin tokoh intelektual, para seniman dan budayawan sudah mengatakan hal sama, tinggal tunggu momentumnya saja," jelas Kasino kepada Rakyat Merdeka Online, Sabtu (5/2).
Kasino menyontohkan, "revolusi melati" di Tunisia dan pergolakan politik di Mesir berjalan tanpa ada konsolidasi besar-besaran, dan hanya mengandalkan jejaring sosial dunia maya.
"Revolusi itu spontan. Kita lihat saja baru-baru ini di Tunisia dan Mesir, tanpa ada konsolidasi besar-besaran, tidak
grasak-grusuk, menunggu momentum. bisa juga dari harga Sembako yang sudah naik, pembatasan BBM dan lain-lain," sebutnya.
Kasino menambahkan, pernyataan Panglima TNI bahwa gerakan massa menentang pemerintah adalah gerakan yang sah asalkan tindak anarkis sudah memberi sinyal bahwa TNI juga bagian dari rakyat yang kini sedang kesusahan.
[ald]