Berita

Michael Tene

Wawancara

Michael Tene: Perempuan & Anak-anak Yang Duluan Dievakuasi

SELASA, 01 FEBRUARI 2011 | 00:23 WIB

RMOL.Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Michael Tene memasti­kan kondisi terakhir Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Mesir tidak ada yang menjadi korban.

“Informasi terakhir dari kedutaan di Kai­ro, nggak ada WNI  yang menjadi korban,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Kerusuhan di Mesir diawali dengan permintaan mundurnya Presiden Hosni Mubarok yang telah berkuasa selama 30 tahun. Gerakan massa ini mirip aksi di Tunisia yang sukses mengguling­kan presidennya.

Unjuk rasa besar-besaran mulai Selasa (25/1) dilakukan serempak di sejumlah kota di Mesir. Pihak keamanan kelelahan dan kewa­lahan berjibaku dalam demons­trasi terbesar Mesir beberapa tahun terakhir. Kemarahan rakyat bisa dimengerti karena rezim otoriter Presiden Hosni Mubarak tidak mampu menyelesaikan kri­sis ekonomi yang berkepan­jangan.

Michael Tene selanjutnya me­ngatakan, melihat kerusuhan te­rus terjadi, WNI di sana yang ber­jum­lah 6.149 orang  segera dieva­kuasi. “Rencananya malam ini (semalam)  pesawat Garuda akan diterbangkan ke sana,’’ ujarnya.

Berikut kutipan selanjutnya:

Tapi kan terkendala izin pen­da­ratannya?

Izin sedang kita upayakan, baik izin di kedutaan kita di Jakarta mau­pun kedutaan kita yang berada di Kairo.

Siapa saja yang diprioritas­kan dievakuasi?

Perempuan dan anak-anak yang duluan dievakuasi. Memang ada daftar prioritasnya juga. Se­mentara yang lainnya melihat perkembangan saja dulu.

Bagaimana kalau ada yang menolak dievakuasi?

Itu kan keinginan mereka. Ka­lau memang dalam keadaan aman, ya silakan saja. Memang tidak seluruh Mesir bergejolak. Di tempat-tempat lain juga ada yang aman kok. Yang penting selalu waspada, dan selalu berko­munikasi dengan KBRI.

Katanya kerusuhan itu su­dah sampai di depan KBRI Mesir?

Ya, ada beberapa tempat di dekat KBRI yang menjadi sasa­ran massa adalah kantor polisi. Tapi sejauh ini kondisi KBRI aman.

Apa saja imbauan kepada WNI di Mesir?

Pertama, agar WNI yang ada di Mesir te­rus meningkatkan ke­­waspadaan, meng­­hindari keru­mu­nan massa, dan dae­rah-daerah yang ra­wan kea­manannya. Ke­dua, WNI di­minta selalu mening­katkan komu­nikasi dengan duta besar kita di Kairo. Ketiga, meng­imbau kepada WNI yang meren­canakan berkun­jung ke Mesir dalam waktu dekat ini, agar me­ninjau kembali situa­sinya, sampai kondisinya normal.

Komunikasi di sana ada ken­dala?

Memang untuk telepon saja ti­dak mudah. Untuk itu, bagi ke­luarga WNI di Indonesia yang ingin mengetahui perkembangan terakhir di Mesir, bisa meng­hubungi Direktorat Timur Tengah Kementerian Luar Ne­geri yang ada di Jakarta.

Apa saja lang­kah-langkah yang dilakukan KBRI di sana?

Pertama, memastikan WNI kita di sana bisa dijangkau ko­mu­­nikasinya. KBRI sudah be­kerja sama dengan masyarakat di sana dengan mengembangkan jejaring informasi. Jadi, kalau ada infor­masi yang perlu di­sampaikan KBRI kepada WNI bisa cepat sampai dengan sistem komu­nikasi berantai.

Kedua, KBRI sudah mem­bentuk 23 posko. Di antaranya, tiga posko utama di KBRI, Kan­tor Konsuler di Nusr City, dan sekolah Indonesia. Sedangkan, 20 posko yang lain bekerja sama dengan masyarakat. Selain bisa menampung WNI, 23 posko ini juga bisa digu­nakan untuk infor­masi. Ketiga, diaktifkannya eva­kuasi terhadap WNI.

Kapan mulai diaktifkan?

Ini sudah dalam proses. Saat ini sedang ada rapat kabinet menge­nai masalah ini. Persia­pan-per­siapannya sedang dima­tangkan.

Persiapannya apa saja?

Kami belum bisa merinci se­cara detail. Tapi salah satu yang dibahas, adalah masalah transpor­tasi, bagaimana mekanismenya, dan evakuasinya kemana. Tentu­nya kalau sudah siap akan disam­paikan pada waktunya.

Memang berapa jumlah WNI  di sana?

WNI yang tercatat di KBRI ber­kisar 6.149 orang. Sebanyak 4.297 adalah pelajar atau maha­sis­wa. Sedangkan, sisanya ma­cam-macam.

Bagaimana kondisi terakhir di Mesir?

Seperti yang kita lihat di tele­visi, kondisinya tidak membaik.

O ya, bagaimana perkem­bangan kasus TKI Armayeh yang disiksa majikannya di Arab Saudi?

26 Januari lalu Armayeh me­larikan diri dari majikannya. Ke­mudian oleh warga setempat di bawa ke Rumah Sakit Arab Saudi di King Fahd Madinah. Di rumah sakit ada perawat yang merupa­kan jaringan dari KJRI Jeddah untuk memberikan infor­masi kalau ada kejadian-keja­di­an yang menimpa WNI. Kemu­dian, 27 Januari, tim dari KJRI Jeddah tiba di sana, untuk mem­berikan pen­dampingan.

Apa saja prioritas dari KJRI Jeddah?

Pertama, memastikan saudara Armayeh ini mendapatkan pera­watan sampai penyembuhan.

Kedua, memastikan agar proses hukumnya terus bergulir. Sebab, informasi yang kami te­rima adalah majikan perempuan­nya yang me­lakukan pengania­yaan ter­hadap Armayeh sudah ditahan.

Apa Kemenlu sudah meng­hu­­bungi keluarga Armayeh?

Sudah.    

Bagaimana perkembangan terakhir kondisi  Armayeh?

Armayeh masih dalam proses pengobatan untuk penyem­bu­han. [RM]



Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya