Berita

ist

Satu Syarat Lagi untuk Hadang SBY Pulang

RABU, 26 JANUARI 2011 | 14:25 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Sekelompok masyarakat yang menamakan diri Gerakan Aktivis 1998 meluncurkan kampanye anti kepulangan SBY ke Indonesia dari kunjungannya ke India dan Swiss. Hal itu dikaitkan dengan situasi politik dalam negeri yang memanas, karena suara kekecewaan masyarakat yang kian bulat pada pemerintah. Kampanye mereka sudah marak di jejaring sosial.

Para aktivis menggambarkan SBY bak mantan Presiden Soeharto. Saat Jakarta mencekam Mei 1998, Soeharto bepergian ke Mesir dalam rangka menghadiri KTT G-15. Penolakan kedatangan kembali Soeharto mencuat sampai akhirnya Soeharto mundur pada 21 Mei 98.

Salah seorang tokoh gerakan reformasi '98, Satyo Purwanto, mengaku satu suara dengan kampanye tersebut, namun yang harus diperhatikan adalah kondisi obyektif bobot gerakan rakyat saat ini.


"Sebagai bentuk perlawanan, penolakan kepulangan SBY sah saja. Saya sendiri setuju dengan pernyataan itu, tapi kan begini, bobot gerakan hari ini dengan kejadian dimana saat Soeharto ke luar negeri pada 1998, tidak bisa dianggap sama," ujar Satyo kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Rabu, 26/1).

Sebagai pernyataan perlawanan, kampanye penolakan SBY kembali ke Tanah Air, bisa menjadi stimulus eskalasi suhu gerakan masyarakat, agar gerakan massif dan bisa lebih besar dari hari ke hari.

"Kondisi subyektifnya sudah matang sekali, dan obyektifnya kita kalkulasilah semua. Memang SBY sudah dianggap common enemy, pembacaaan situasi nasional sudah sama di kalangan pergerakan, tapi jujur saja, kuantitas gerakan masih kurang," tegasnya.[ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya