“Indonesia ke Final, Rasa Nasionalisme Tumbuh”

RMOL. Sekelompok pemuda di sebuah apartemen di bilangan Ta­man Connaught, Cheras, Kua­la Lumpur, kemarin sibuk mem­per­siapkan segala kebutuhan un­tuk menyaksikan pertandingan Malaysia melawan Indonesia pa­d­a leg pertama AFF  Suzuki Cup 2010, Minggu (26/12).

Seperti bendera Merah Putih, kostum suporter, stiker, serta be­ragam alat musik.

Mereka adalah Robert, Sandy, Ruben, dan Mike. Keempatnya ada­lah para pelajar asal Indo­ne­sia yang menimba ilmu di Kam­pus UCSI. Mereka sudah tidak sa­bar ingin segera mendatangi Sta­dion Bukit Jalil demi men­du­kung tim nasional Indonesia ber­aksi. Kemenangan atas Malaysia akan membuka lebar-lebar pe­luang Indonesia menjadi juara un­tuk kali pertama sejak 1996.

“Saya memilih menggunakan batik saja. Biar lebih terlihat Indonesia-nya. Saya memang punya kaos warna merah. Tetapi, warnanya bukan khas suporter kita. Kostum boleh berbeda-beda. Yang penting semangatnya satu yaitu memberi semangat kepada para pemain Indonesia,” kata Robert, 20 tahun, maha­siswa jurusan Ilmu Komunikasi.

Mahasiswa asal Medan, Su­ma­­tera Utara ini menambahkan, diri­nya sangat bangga dengan pe­nampilan Indonesia sejak ba­bak penyisihan Grup A digu­lir­kan awal Desember lalu. Firman Utina dan kawan-kawan tampil be­gitu eksplosif menggilas la­wan-lawannya.

“Saya dan te­man-teman sa­ngat bangga me­lihat cara ber­main negara kita. Kami me­mang hanya me­nyak­sikan melalui televisi. Tetapi, jelas sekali per­bedaannya diban­dingkan dua tahun silam (AFF Suzuki Cup 2008) Kali ini, anak-anak tampil begitu luar biasa. Semangat ber­tanding mereka begitu tinggi,” lanjutnya.

“Kami semua begitu bangga karena Indonesia akhirnya bisa me­laju ke babak final. Ini mem­buat rasa nasionalisme saya dan teman-teman lainnya menjadi tum­buh. Kami sudah tidak sabar ingin langsung datang ke stadion untuk mendukung para pemain beraksi. Dari kampus saya, ada se­kitar 50 mahasiswa asal In­do­nesia yang akan datang ke sta­dion. Tapi dari kampus lain ma­lah saya dengar ada 180 orang yang bakal ke stadion,”  im­buh­hya.

Robert menambahkan, antu­sias­me penonton Indonesia me­mang begitu tinggi. Satu hari se­telah Indonesia memastikan tem­pat ke final, ia dan rekan-rekan­nya langsung meng­hubungi Fe­derasi Sepak Bola Malaysia (FAM) untuk membeli tiket per­tan­dingan. “Hari Senin (20/12), kami langsung meng­hubungi FAM. Mereka bilang informasi pen­jualan tiket baru diumumkan Ra­bu. Kamis tiket sudah dijual dan kami semua langsung mem­beli,” katanya.

Harapan agar Indonesia me­nga­lahkan Malaysia juga disam­paikan Yuyun, 40, salah seorang pe­dagang makanan yang ber­jualan di kafetaria Stadion Bukit Jalil. Meski sudah hampir 20 ta­hun mencari nafkah di Malaysia, ibu asal Madura itu tetap men­dukung Indonesia.

Sementara itu pemandangan unik terlihat ketika sekitar 400 orang yang menamakan  dirinya suporter bersatu (suporter da­mai). Mereka kata salah satu staf KBRI Malaysia, M Steven Ali suporter tersebut tidak memihak Ma­laysia maupun Indonesia. Tapi mereka bertujuan untuk ke­da­maian kedua belah negara ter­sebut.   [RM]