Old Trafford Tegangan Tinggi

RMOL. Dua laga Big Match Liga Premier digelar di pekan ke 17 ini. Setelah Tottenham Hotspur kontra Chelsea, dini hari nanti WIB giliran Manchester United yang menjamu Arsenal di Old Trafford. Tensi meningkat sebelum laga karena psywar yang dilancarkan kedua kubu.

“Bagi saya, Arsenal sekadar pusat latihan sepak bola. Anda me­lihat pertandingan, me­nik­matinya, tetapi apakah me­me­nangkan gelar dengan itu?” ujar bek MU Patrice Evra me­mulai serangan.”Sudah lima tahun mereka tidak memenangi apa­pun dan bagi klub besar se­perti Arsenal, itu adalah krisis,” sam­bung pemain Prancis ber­darah Senegal itu.

Seakan tak mau kalah, Arsenal juga melancarkan serangan. Kali ini datang dari rekan timnas Ev­ra, Bacary Sagna. “Patrice suka me­naikkan tensi setiap pertan­dingan. Ini adalah cara dia mela­kukan sesuatu, tetapi itu tidak akan mempunyai efek apapun,” ujar Sagna.

Rivalitas kedua tim ber­lang­sung panas semenjak kedatangan ar­sitek Arsene Wenger pada 1996 lalu. Memang tak begitu prestisius ketimbang MU-Liver­pool yang sudah rival berpuluh-puluh tahun lamanya, atau MU-Chelsea yang sudah saling ber­bagi gelar dalam lima musim ter­akhir, namun bisa dibilang duel United-Arsenal lebih panas ke­tim­bang dua big match lainnya ka­rena selalu berakhir dengan adanya kontroversi.

Contohnya adalah partai panas pada musim 2003/2004 kala Ruud van Nistelrooy bersitegang dengan Martin Keown, Patrick Vieira dan Ashley Cole. Dalam la­ga yang berkesudahan 0-0 itu, Keown, Vieira dan Cole akhir­nya menerima sanksi.

Lanjut lagi di tahun 2005 ketika kapten MU Roy Keane ber­adu mulut dengan Vieira di tunnel stadion Highbury kala kedua tim hendak memasuki lapangan. Dalam laga itu, MU menang 4-2.

Rivalitas terakhir terlihat saat Wenger jadi sasaran cemoohan fans MU ketika dikeluarkan dari lapangan dalam laga di Old Trafford pada musim lalu. Saat itu Arsenal kalah 1-2 meski sem­pat unggul lewat Andrei Ars­ha­vin.   [RM]