Berita

gmni/ist

Kiemas, SBY, Ical dan Hatta Beradu Jago Di Kongres II PA GMNI

KAMIS, 25 NOVEMBER 2010 | 21:15 WIB | LAPORAN:

RMOL. Sebagaimana layaknya perhelatan politik, benturan kepentingan tak
bisa dihindari. Dalam Kongres II Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia (GMNI) yang berlangsung di Surabaya pada 26-28 November
2010, kasak-kusuk kekuatan luar mulai terasa.

Tak kurang empat parpol besar disebut-sebut memiliki jago berebut jabatan pucuk pimpinan PA GMNI, diantaranya, Taufiek Kiemas melalui Ahmad Basara (Wasekjen DPP PDIP), Aburizal Bakrie melalui Palar Batubara (Ketua presidium saat ini sekaligus Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar), Hatta Rajasa melalui Wahyuni Refi (bekas Presidium dan Wasekjen DPP PAN). Adapun SBY disebut-sebut menanam orang lewat Gubernur Jatim Soekarwo (anggota Dewan Pembina DPP Partai Demokrat dan Dewan Pembina PA GMNI Jatim).

Tak kurang empat parpol besar disebut-sebut memiliki jago berebut jabatan pucuk pimpinan PA GMNI, diantaranya, Taufiek Kiemas melalui Ahmad Basara (Wasekjen DPP PDIP), Aburizal Bakrie melalui Palar Batubara (Ketua presidium saat ini sekaligus Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar), Hatta Rajasa melalui Wahyuni Refi (bekas Presidium dan Wasekjen DPP PAN). Adapun SBY disebut-sebut menanam orang lewat Gubernur Jatim Soekarwo (anggota Dewan Pembina DPP Partai Demokrat dan Dewan Pembina PA GMNI Jatim).
           
Namun berbeda bursa pucuk PA GMNI, buat jabatan Sekjen terkesan "adem ayem".  Salah satu kandidat yang mencuat adalah Jan Prince Permata.  Jan sendiri membantah sebagai  orang "titipan" parpol tertentu, dalam bursa pencalonan.

"Saya tidak khawatir tuduhan itu karena saya asli orang GMNI, sehingga pencalonan ini  tidak ada kaitan dengan pekerjaan," katanya di Surabaya, Kamis (25/11).
         
Jan beroleh dukungan 20 Dewan Pengurus Cabang (DPC). Alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) itu  tercatat sebagai redaktur politik surat kabar yang disebut-sebut terafiliasi kekuatan politik tertentu. Di GMNI dia pernah menduduki jabatan fungsionaris  Presidium Nasional GMNI dan terakhir tercatat Wakil Ketua Dewan Pakar PA GMNI Cabang Bogor.
         
Jan mengaku pencalonannya dilatarbelakangi kegelisahannya atas pudarnya jiwa nasionalis kader dan alumni GMNI.

"Para alumni GMNI sudah berpikiran pragmatis. Kami ingin mereka kembali berpola pikir ideologis. Keberadaan GMNI ini untuk membenahi sikap generasi muda yang limbung dalam hal kebangsaan," terangnya.
         
Anggota Dewan Pakar PA GMNI, Dhia Prekasha Yoedha, menyebutkan dirinya mendukung pencalonan Jan Permata dalam kongres yang  akan dibuka Wakil Presiden Boediono, karena memiliki track record bersih dan tidak terindikasi kekuatan politik manapun.
         
"Dia tokoh muda yang banyak memiliki pengalaman. Sudah saatnya tokoh muda di GMNI itu tampil karena selama ini tokoh tua, baik yang duduk di pemerintahan atau di parlemen, tidak peduli lagi dengan GMNI," katanya menegaskan.
         
Dia juga menginginkan PA GMNI sebagai organisasi kemasyarakatan yang memiliki kekuatan ideologi, seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

"Mengapa NU dan Muhammadiyah itu besar dan mengakar, karena ideologi mereka kuat,’’katanya.

Menariknya  di tengah mendekatnya perhelatan itu, hujan protes dilayangkan DPC PA GMNI Surabaya. Hadi Pranoto bekas penasihat PA GMNI Surabaya menilai, kongres II PA GMNI dipenuhi manipulasi nasionalisme, manipulasi Pancasila untuk kepentingan oligharki dan pemburu rente yang merugikan rakyat.
         
Dia mengatakan, PA GMNI Surabaya karena kesadaran realitas sosial dan politik secata obyektif menyatakan membubarkan diri, karena tak ingin dipimpin kaum berambut uban alias orang tua. PA GMNI Surabaya secara struktur organisasi tidak ada dan bergabung dalam Forkom Eks GMNI.

''Jadi menjadi lucu Kongres PA GMNI dilaksanakan di Surabaya, tetapi PA GMNI  sudah bubar atau tidak ada. Jadi tamu yang hadir di Surabaya tidak punya tuan rumah, karena yang ada Forum Komunikasi (Forkom) Eks GMNI,'' sebutnya. [arp]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya