Berita

Olahraga

Ancaman PSSI Bikin Resah Pemain Asing

MINGGU, 31 OKTOBER 2010 | 07:52 WIB

RMOL. Ancaman PSSI kepada agen pe­main asing membuat para pe­main asing Persebaya resah. Akibatnya Komisaris Utama PT Per­sebaya Indonesia, Saleh Ismail Mukadar berang.

Dia terpaksa mengancam pe­mainnya yang akan me­ning­galkan Persebaya. Pemain Asing yang meninggalkan Persebaya harus membayar 200 persen dari kontrak.

Saleh mengakui sudah tahu be­berapa hari lalu agen sudah me­nemui pemain asing Per­sebaya. Dalam pertemuan itu sang agen menjelaskan tentang ancaman PSSI dan segala re­sikonya.


“Tidak bisa seperti itu. Se­ka­rang saya tanya, pemain di­kon­trak Persebaya atau PSSI,” ucap­nya tegas. “Jika mereka me­ninggalkan klub ini, maka sesuai dengan kontrak, mereka harus membayar 200 persen dari nilai kon­trak. Begitu kontraknya,” lanjutnya.

Saleh juga mengkritik tin­dakan PSSI yang sering main an­cam. Setelah klub diancam bakal di­coret keanggotaannya, kini agen pemain asing bakal dicabut izin kerjanya dan pemain asing akan dideportasi. “Apa hak me­reka melakukan itu. Mereka bukan badan imigrasi,” papar Saleh, kemarin.

Pelatih Persebaya, Aji Santoso me­nerangkan, akibat  an­caman PSSI itu, pemain asing­nya kini kurang tenang dan ter­ba­yang-bayang bakal diblack list. Tak heran jika Juan Marcelo Cirelli, John Tarkpor dan Amick Ciani bermain tidak maksimal saat laga uji coba lawan Per­sekam Metro FC, Jumat (29/10) sore.

“Bagaimana pun pemain pasti terganggu. Bagaimana bila izin­nya dicabut,” katanya.

Sebenarnya, pria asal Ke­panjen, Kabupaten Malang ini juga resah dengan kondisi saat ini. Sebagai pelatih, ia ter­ancam bakal dicabut li­sen­sinya oleh PSSI.

Sebelumnya, PSSI meng­an­cam klub, pemain asing dan agen pemain asing kalau mereka terlibat dalam Liga Primer In­donesia  yang digagas Arifin Panigoro.

Sampai sekarang, kompetisi itu belum jelas, sementara be­berapa klub di daerah sudah te­lan­jur “pe­cah” dua. Pemain asing dian­cam dideportasi kalau meng­ikuti kompetisi tandingan Li­ga Super Indonesia itu.   [RM]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya