RMOL.Sejumlah warga ibukota meÂnilai satu tahun pemerintahan SBY-Boediono jilid II belum mampu mengatasi masalah menÂdasar, yaitu keterjangkauan harga bahan pokok. Mereka mengeluhÂkan harga khususnya bahan poÂkok yang kian melambung.
Berdasarkan pantauan Rakyat Merdeka, seorang pedagang meÂngaÂtakan, harga kebutuhan pokok semakin meningkat. KeÂbutuhan primer ini menjadi perÂmasalahan mendasar yang harus dibenahi pemerintah. Hal tersebut tidak diiringi dengan kenaikan gaji atau upah. SeÂhingga harus melaÂkukan berbagai penghemaÂtan untuk mencukupi kebutuhan seÂhari-hari.
“Sembako (sembilan bahan pokok) makin mahal. Cabe, beÂras, semuanya. Tapi gaji nggak naik, tetap segitu-segitu aja. Janji pemerintah yang mau naiÂkin gaji nggak terbukti. Sebagai seorang pedagang, untung saya semakin tipis karena beli bahan pokok sudah tambah mahal. Kalau saya jual lebih mahal lagi, nanti nggak laku. Jadi hanya bisa untung tipis,†beber Yatun keÂpada Rakyat Merdeka, belum lama ini.
Hal senada disampaikan Nico, salah satu pedagang elektonik di Glodok, Jakarta Utara. MenurutÂnya, pemerintah harus bisa menÂjaga situasi agar tetap kondusif. Kata dia, sebagai pedagang, siÂÂtuasi yang tidak kondusif sangat berdampak pada usahanya. Jika ada demo, omzetnya langsung merosot tajam karena masyarakat enggan bertransaksi dan memilih berdiam diri di rumah.
“Aksi demo tanggal 20 OktoÂber lalu sangat berdampak negatif terhadap omzet kami. Tidak ada satu transaksi pun di hari itu. Pengunjung sangat sepi. MungÂkin mereka takut pergi ke luar rumah, takut ada kerusuhan. KaÂlau sering seperti itu, kami pasti rugi. Pemerintah harus menduÂkung terciptanya iklim yang kondusif. Kalau demo-demo seÂperti itu, wisatawan juga ngeri ke Indonesia dan secara langsung berdampak pada pemasukan devisa negara. Investor juga berÂpikir ulang untuk menanamÂkan investasinya,†jelas Nico.
Menurutnya, pemerintahan SBY-BoeÂdiono sebenarnya meÂmiliki sisi positif. Kurs rupiah makin memÂbaik. “Ini bukti nyata keberhaÂsilan perekoÂnomian peÂmeÂrintaÂhan,†cetusnya. Ia meÂnilai, nilai tukar ruÂpiah yang saat ini berada diÂbawah Rp 9.000 daÂpat dikataÂkan sebagai prestasi luar biasa yang patut diapresiasi masyaÂrakat. [RM]