RMOL. Badan Kehormatan (BK) DPR ingin belajar etika dari negeri Yunani. Hal itu menjadi lucu karena negeri Yunani saat ini tengah menjadi salah satu negara yang perekonomiannya tengah dilanda krisis besar di Eropa, karena sifat korup para pejabatnya. Bisa dikatakan, BK belajar etika pada negeri yang dicap gagal oleh Uni Eropa.
"Kalau alasannya Yunani adalah negeri para filosof seperti Plato dan lain-lain, saya tanyakan pada mereka, para filosof itu sudah mati berapa abad yang lalu? Sekarang zaman sudah begitu maju. Apa cuma mau melihat batu nisan makamnya atau bagaimana?" ujar Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Sebastian Salang, saat mengisi diskusi bertema "Studi Banding DPR, Belanja Atau Jalan-jalan" di Warung Daun, Jakarta Pusat, Sabtu (23/10).
Salang malah menyarankan, kalau memang ingin belajar etika sebaiknya anggota BK pergi belajar pada negeri Jepang dimana tradisi malu dan bertanggung jawab amat dijunjung tinggi.
"Di Jepang kalo ada elit politik gagal mereka mengundurkan diri atau, bunuh diri. Jadi kalau anggota BK itu pulang kesini tidak bisa selesaikan konflik di BK mereka bunuh diri. Pelajari etika yang luhur itu di Jepang," kata Salang sambil sedikit bercanda.
Sebenarnya, alasan belajar etika sampai ke negeri Yunani lebih amat tak pantas lagi, karena pada kenyatannya rakyat bangsa ini memiliki etika yang yang jujur dan luhur.
"Ada rakyat kita yang memilih bunuh diri daripada tak mampu bertanggung jawab menafkahi keluarganya," lagi-lagi Salang mengutarakan satire.
Salang ingatkan, Badan Kehormatan jangan dilihat hanya sebagai institusi alat kelengkapan, tapi harus jadi teladan bagi anggota DPR lain. Kalau tak bisa jadi teladan bagi anggota lain, jangan harap bisa bertindak tegas pada anggota yang melanggar etika.
"Dulu pernah BK pecat anggota yang ke luar negeri tanpa tujuan jelas. Sekarang tidak bisa lagi karena dia sendiri sudah tidak jelas ke Yunani," cetusnya.
[ald]