RMOL. Ada saja pembenaran DPR untuk membenarkan hobi mereka melakukan kunjungan ke luar negeri. Seperti diketahui pula, sore ini para anggota Badan Kehormatan DPR berencana melakukan studi banding ke negeri para filosof, Yunani.
Anggota Komisi X, Reni Marlinawati, yang pernah juga melakukan kunjungan kerja ke Afrika Selatan terkait pembuatan UU Pramuka, mengatakan, "Sebuah kunjungan ke luar negeri tidak hanya kunjungan kerja, tapi ada keterkaitan dengan kunjungan yang dilakukan kepala negara. Dan bisa saja ada feed back dari negara itu untuk membalas kunjungan kita," ujar Reni dalam diskusi bertema "Studi Banding DPR, Belanja Atau Jalan-jalan" di Warung Daun, Jakarta Pusat, Sabtu (23/10).
Ia melihat, protes keras yang terus mengarah ke DPR berkaitan dengan hobi kunjungan kerja ini, tidaklah dikarenakan perhatian masyarakat pada tujuan dan manfaat yang hendak dicapai anggota Dewan ke luar negeri.
"Tapi, melihat fakta saat ini dimana masyarakat semakin rendah daya belinya," akunya.
Ia sendiri mengaku tidak tahu berapa anggaran yang dipatok Sekjen DPR untuk berangkat dan menetap di luar negeri dalam tiap studi banding.
"Kami hanya diserahkan tiket, tidak pernah tahu anggarannya," ujarnya.
"Yang pasti pengalaman saya saja, selama lima hari di luar negeri kami makan yang itu-itu saja dan sangat tidak manusiawi. Kadang kami rindu rindu makan di Warteg," ungkapnya sedikit curhat.
[ald]