Berita

soeharto/ist

Publika

Di Bawah Soeharto, Indonesia Pernah Jadi Macan Asia

SELASA, 19 OKTOBER 2010 | 22:48 WIB

SAAT ini Indonesia kembali dihebohkan dengan kontroversi pencalonan mantan presiden Republik Indonesia, HM Soeharto sebaai pahlawan Nasional.

Pro dan kontra terus bergulir dikalangan masyarakat mengenai layak atau tidaknya beliau mendapat gelar tersebut. 

Selain beliau, tersebut pula nama-nama yang tercatat lolos ditingkat seleksi Kemensos, mereka diantaranya, Ali Sadikin dari Jawa Barat, Habib Sayid Al Jufrie dari Sulteng, HM Soeharto dari Jawa Tengah, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dari Jawa Timur, Andi Depu dari Sulawesi Barat, Johanes Leimena dari Maluku, Abraham Dimara dari Papua, Andi Makkasau dari Sulawesi Selatan, Pakubuwono X dari Jawa Tengah, dan Sanusi dari Jawa Barat.


Beragam komentar yang terdengar banyak yang mendukung dan tak kalah juga yan menetang. Bagi mereka yang mendukung, beliau dianggap sebagai Bapak Pembangunan, beliau juga berhasil menjadikan Indonesia sebagai macan Asia yang disegani oleh negara-negara lain, bahkan Malaysia tidak berani berkutik tidak seperti sikap mereka akhir-akhir ini.

Tidak bisa dipungkiri kalau kharisma mantan Presiden ini tetap melekat dihati masyarakat khususnya rakyat kecil. Mereka menganggap belaiu berhasil menjadikan Indonesia sebagai Swasembada beras, aman dan terkendali.

Namun, masalah KKN, HAM dan utang luar negeri tetap menjadi sorotan bagi mereka yang tidak mendukung pencalonan Soeharto sebagai pahlawan.

Direktur Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) Universitas Gajah Mada mengatakan bahwa Soeharto tidak layak dicalonkan. Masalah kekerasan HAM dan korupsi masih belum ada kejelasan hingga sekarang. Manusia memang tidak ada yang sempurna, tidak ada yang sepenuhnya benar dan tidak ada yang sepenuhnya salah.

Memang, untuk menjadi pahlawan masih terdapat kriteria-kriteria yang wajib dipenuhi, tidak cukup hanya berjasa bagi Bangsa dan Negara tapi juga menjadi teladan bagi masyarakat luas. Dan sebaiknya kita bisa melihat segala sesuatu secara proporsional, dari segi baik dan buruknya.

Puspa Kartika Putri
Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya