Berita

sutiyoso/ist

Sutiyoso: Ada Lima Faktor Penyebab Rakyat Tak Lagi Murah Senyum

RABU, 06 OKTOBER 2010 | 14:52 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Tingkat kualitas dan kuantitas konflik juga perkelahian sosial menanjak naik sejak reformasi 1998 digulirkan. Kenapa rakyat menjadi mudah sensitif?

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso mempaparkan, ada lima faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam hal ini yang diyakininya telah berubah total. Sebelum reformasi bergulir, dalam ingatannya masyarakat Indonesia lebih terkesan manut (penurut), ramah dan murah senyum. Walaupun saat itu dibawah belenggu penguasa Orde Baru tapi setelah reformasi menjadi brutal dan beringas.

Aparat kepolisian dan TNI mengalami kapasitas kewenangan yang cukup dtratis. Jika dulu semua kewenangan pengamanan diborong oleh TNI, saat ini diambil semua oleh polisi.


"Padahal rasio polisi dan masyarakat itu satu banding 600, termasuk polisi yang bukan lapangan," tutur Sutiyoso dalam dialog kenegaraan bertajuk "Maraknya Konflik dan Kekerasan Ciri Disfungsi Negara?" di pressroom DPD, Gedung Nusantara IV, Senayan, Jakarta, Rabu (6/10).

Faktor ketiga, sebutnya, adalah ekonomi. Semakin luas lapangan pengangguran di Indonesia akan memicu rawan konflik sosial. Selain itu, juga diakibatkan tumpah tindih atau ketidakjelasan kewenangan dari petugas keamanan setempat.

"Contoh simpel Satpol PP dan polisi saja suka berebutan mengatasi masalah parkiran mobil," kata Sutiyoso mencontohkan.

Terakhir adalah faktor penegakan hukum yang tidak konsisten. Setelah reformasi digulirkan semua seolah-olah menjadi ditolerir. Aparat keamanan pun enggan memberikan teguran.

"Rakyat kita terlalu dibiarkan. Misalnya melakukan perampokan, asalkan dilakukan berjamaah akan dibiarkan begitu saja. Jadi rakyat menerjemahkan demokrasi secara keliru," tukasnya. [wid] 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya