RMOL. Hampir pasti, Komjen Ito Sumardi menjadi pilihan akhir Presiden SBY setelah lama mempertimbangkan masak-masak siapa yang paling pantas menjadi calon pengganti Jenderal Bambang Hendarso Danuri. Mengapa nama Ito yang dipilih bisa dipastikan sebagai jalan tengah mengatasi sikap keras kepala masing-masing fraksi di DPR.
Anggota Komisi III dari Fraksi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul menyebutkan alasan Presiden mengirim nama yang tidak ramai diperdebatkan politisi, pengamat kepolisian maupun publik luas.
"Ada sesuatu yang terjadi di Komisi III DPR. Masing-masing fraksi bersikeras menjagokan satu dari dua nama yang selama ini ada, Imam Sudjarwo dan Nanan Sukarna. Golkar maunya Nanan, Gerindra maunya Imam. Pendeknya, di Komisi III ada pendukung Nanan dan Imam," ujar Ruhut saat dihubungi sesaat lalu (Senin, 4/10).
Padahal, imbuh Ketua DPP Demokrat ini, Presiden-lah yang paling mengetahui siapa calon yang paling pantas menduduki jabatan itu karena Presiden yang membawahi langsung Kapolri.
Ruhut mengaku menyambut baik kebijaksanaan Presiden jika betul menetapkan Komjen Ito Sumardi sebagai satu-satunya calon Kapolri yang dikirim ke DPR. Menurutnya, cara itu lebih baik daripada terjadi buntut kekisruhan politik yang panjang setelah Kapolri baru terpilih.
"Aku sejak awal mengkritisi mengenai pencalonan Kapolri. Memberi dua nama calon kepada bapak SBY itu saya tidak setuju, karena itu berarti kita bicara menang dan kalah," tegasnya.
[ald]