RMOL. Lagi-lagi wacana reshuffle mendapatkan dorongan dari publik luas dan kalangan pengamat politik, bahkan dari dalam Partai Demokrat sebagai induk koalisi pemerintah, meskipun tidak bisa dibilang sebagai sikap resmi partai.
Isu yang bikin panas telinga rekan-rekan koalisi pemerintah ini kemungkinan besar akan menjadi kenyataan jika Presiden Yudhoyono peka terhadap penilaian publik.
Pengamat politik, Umar S Bary, kepada Rakyat Merdeka Online, mengatakan, reshuffle besar kemungkinannya akan terjadi.
"Kemungkinan akan terjadi, kalaupun terjadi kelihatannya akan dijalankan tahun 2010 ini karena kalau sekarang ini waktu yang tepat mengganti menteri yang tidak baik, mumpung belum telat," kata Umar saat dihubungi sesaat lalu (Kamis, 16/9).
Menurutnya, pencopotan menteri akan terjadi lebih karena penilaian subyektif Presiden ketimbang penilaian kuantitatif dari Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) pimpinan Kuntoro Mangkusubroto.
"Menteri adalah jabatan politis. Kinerja buruk atau baik, lebih bersifat subyektif. Jadi tidak bisa diukur oleh UKP4. Kalau UKP4 kan melihat kuantitatif, hanya dari penyerapan dana dan itu terlalu teknis," jelas Umar.
Jadi, reshuffle terjadi semata-mata karena Presiden mempertimbangkan faktor politis.
"Subyektif itu pasti karena faktor politis, melihat respons publik kepada menteri. Beberapa kali Presiden sudah geram melihat menteri yang bikin citranya jelek," tegas Umar.
[ald]