RMOL. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono patut diapresiasi karena berani menuntut ketegasan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama menindak pelaku rencana pembakaran Alquran di Florida, AS, lewat surat dan pidato resmi.
Tapi, di sisi lain, Presiden SBY terlihat tidak berdaya menangani permasalahan toleransi beragama di negaranya sendiri.
Hal itu dikatakan politisi PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari, kepada Rakyat Merdeka Online, Senin (13/9). Dikatakan Eva, konflik antar umat beragama mulai dari kasus kekerasan terhadap jemaat Ahmadiyah, penutupan gereja di berbagai daerah hingga penganiayaan disertai penusukan terhadap jemaat HKBP Bekasi, harus pula mendapat perhatian besar dari SBY.
"Jangan semut di ujung sana kelihatan, tapi gajah di pelupuk mata tak terlihat," ujar Eva.
Eva menyarankan Presiden SBY juga menyikapi persoalan penganiayaan jemaat HKBP dengan serius sehingga tak ada kesan diskriminatif.
"SBY harus turun langsung instruksikan penuntasan dan awasi sendiri perkembangan kasus itu," jelasnya.
Sebagai wujud niat baik yang paling sederhana, Eva menyarankan SBY mau menjenguk kedua jemaat HKBP Bekasi korban penganiayaan dan penusukan di RS Mitra Keluarga Bekasi Timur, seperti pernah dilakukan SBY saat menjenguk aktivis Indonesia Corruption Watch, Tama S Langkun, yang menjadi korban penganiayaan orang tak dikenal pada Juli lalu.
"Lebih bagus kalau SBY datang jenguk. Aktivis ICW saja dapat kehormatan, kok seorang Pendeta tidak," tandasnya.
[ald]