Berita

JAKARTA CONSENSUS

Lontarkan Jakarta Consensus, SBY Disuruh Insyaf

RABU, 08 SEPTEMBER 2010 | 10:56 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

RMOL. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meluncurkan "The Jakarta Concensus".

Gagasan itu, menurut Yudhoyono, dilontarkan sebagai bentuk tawaran alternatif dari dua model pembangunan yang sudah ada, yaitu model pengembangan “Washington Consensus” yang mengedepankan sistem ekonomi kapitalis, kebebasan individu ; dan “Beijing Consensus” yang mengedepankan stabilitas perekonomian dengan campur tangan negara.

Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle, Syahganda Nainggolan, menyambut dingin gagasan tersebut.


"SBY insyaflah jangan kebanyakan wacana," tegas Syahganda kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Rabu, 8/9).

Menurut Syahganda, yang paling penting dalam memperbaiki kehidupan berbangsa ini adalah kembali saja kepada sosialisme kerakyatan yang merupakan titik temu dari pembangunan ala Islam dan Sosialisme.

"Di situ sebenarnya ciri-ciri kita, lebih sosialistik dicirikan pasal 33 UUD 45. Jadi jangan bikin teori baru yang tidak membumi," katanya.
 
Paling penting bagi pemerintah adalah kemauan kembali ke konstitusi karena hingga kini negeri ini diatur oleh banyaknya UU yang melanggar kepentingan bangsa.

"Jangan banyak omong, direvisi saja itu UU Migas, UU Ketenagakerjaan, UU penanaman modal dan semua UU yang berbau asing," imbuhnya.

Apakah soal revisi UU itu bukan lebih banyak porsinya DPR?

"SBY ini kan pemimpin bangsa indonesia yang kita pilih. Kalau di situ ada DPR, ada MK, tapi rakyat melihat ini rezimnya SBY, dia kan yang kuasai lebih enam puluh persen kursi DPR melalui koalisi pemerintah. Jadi, SBY jangan banyak bicara, bertindak saja," seru Syahganda.

Seperti diberitakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mewacanakan "The Jakarta Concensus" yang isinya cita-cita Indonesia jadi kiblat ekonomi dunia seperti halnya Washington Concensus dan Beijing Concensus.

"Kita mengenal Washington Concensus yang berprinsip market kapitalis dan juga Beijing Concensus yang prinsipnya state kapitalis. Lantas Indonesia kemana?" kata SBY dalam agenda buka puasa bersama di kediaman pribadi Presiden Yudhoyono di Puri Cikeas Indah, Bogor, Minggu (5/9).

Ada enam prinsip dalam konsensus ini. Pertama, menjalankan demokrasi, hukum dan stabilitas. Kedua, peran pemerintah sangat diperlukan tapi kemampuan pasar harus kompetitif.

Ketiga, mengkombinasikan antara kekuatan ekonomi global, namun juga memberi ruang bagi usaha domestik termasuk ruang untuk UKM. "Jadi tidak hanya korporasi multinasional, tapi juga domestik dan UKM," jelasnya.

Empat, pertumbuhan ekonomi penting, namun menjaga keadilan sosial serta lingkungan tetap harus dilakukan. Lima, ekspor tetap jadi tulang punggung perekonomian, tapi memperkuat pasar domestik juga harus dilakukan.

Enam, menjalankan sistem presidensial dengan demokrasi multipartai. "

Jika keenam elemen ini konsisten dijalankan, maka kita punya sistem yang konsistem yang bisa kita jadikan patokan dan anut," tegasnya.[ald]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya