Berita

Olahraga

Mosley Minta Poin ’Kuda Jingkrak’ Didelet

SELASA, 24 AGUSTUS 2010 | 00:05 WIB

RMOL. Tim ’Kuda Kingkrak’, julukan Fer­rari terus dihujani kritikan ter­kait skandal team order yang dilakukan GP Jerman akhir bulan lalu.

Bekas Presiden Federation In­ternationale del Auto­mo­bi­le (FIA), Max Mosley meng­kri­tik keras agar poin yang sudah d­i­torehkan pembalapnya di­ha­pus.  Alasannya, kata Mosley, team order adalah praktik yang tidak dibenarkan dalam balapan.

“Tidak dipungkiri, jika semua tim pasti mengutamakan ke­pen­tingan dan keuntungannya di atas semuanya,” kata Mosley se­perti dilansir Earth Times.


“Tapi jika bicara soal ke­pentingan publik yang menonton ba­lapan dengan membeli tiket se­hingga bisa membiayai ba­la­pan, taktik seperti itu harus di­la­rang. Tim yang melanggar la­rangan itu harus dihukum,” sam­bungnya.

Seperti diketahui, kasus team order terjadi di Sirkuit Hocken­hei­mring, Jerman, di mana tek­nisi Ferrari menginstruksikan pem­balapnya, Felipe Massa, un­tuk memberi jalan buat rekan se­timnya, Fernando Alonso, yang akhirnya menjuarai lomba.

Sebelumnya, bekas pembalap Ferrari, Niki Lauda mem­pr­e­dik­si, kalau tim yang bermarkas di Maranello Italia tersebut akan di­kenai sanksi berat, karena men­ja­lankan taktik kotor dan tidak mengedepankan sportivitas.

Meski Ferrari sudah dikenai denda sebesar 100 ribu dolar AS atau setara Rp 900 juta, sekaligus di­sidang di hadapan World Motor Sports Council (WMSC) di Paris, September mendatang, Mosley menilai hukuman ter­sebut belum cukup. Mosley deng­an lebih berani mendesak agar poin Ferrari, Alonso dan Mas­sa saat GP Jerman diha­pus­kan.

“Aku tidak akan membuat re­komendasi, tapi pada fakta saat ini, seharusnya ada beberapa sanksi olahraga dan tidak hanya denda. Jelas, poin yang diperoleh kedua pembalap dan tim di GP Jerman tadi harus dihapus,” tan­das Mosley.

Terkait persidangan Ferrari di Paris delapan September men­da­tang, Presiden FIA Jean Todt yang juga bekas bos Ferrari, ti­dak akan menjadi pemimpin si­dang seperti di umumkan FIA se­belumnya. “Itu tidak ada hu­bungannya dengan posisinya se­bagai bekas karyawan Ferrari,” ujar Moseley, yang digantikan oleh Todt pada bulan Oktober ta­hun lalu. [RM]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya