Alquran membedakan manusia dengan perilakunya ke dalam dua golongan: kanan dan kiri. Golongan kanan (ashab al-yamin, al-maimanah) adalah kelompok yang baik. Lawannya adalah golongan kiri (ashab al-syimal, al-masyamah). Secara konsisten, Alquran menjelaskan perbedaan perilaku dan balasan bagi kedua golongan tersebut.
Golongan kanan adalah manusia yang memilih jalan hidup yang terjal dan mendaki (al-aqabah). Yaitu mereka yang membebaskan manusia dari perbudakan, menyediakan makanan pada saat paceklik, menyantuni anak yatim, memberi makan orang miskin dan komitmen untuk menyerukan kesabaran serta kasih sayang (Qs. 90, al-Balad: 12-18).
Secara implisit, mereka yang tidak berperilaku sebagaimana golongan kanan adalah golongan kiri. Manusia yang memperbudak sesama, memonopoli makanan di tengah kelaparan, menelantarkan anak yatim, tidak peduli kepada kaum papa dan suka menebarkan kebencian dan permusuhan adalah golongan kiri.
Karena perbuatannya, golongan kanan dijamin masuk surga. Mereka menikmati kehidupan yang serba
lux, pelayan yang setia, bidadari yang jelita serta suasana yang tenang dan damai. Tidak ada seorang pun yang berkata-kata kasar. Semuanya santun dan sopan. Sebaliknya, golongan kiri tersiksa di neraka. Mereka terpanggang di ruangan asap yang hitam. Tubuh dan daging mereka terkoyak oleh air dan udara yang sangat panas. Siksaan yang dialami golongan kiri di neraka, merupakan balasan atas kehidupan mereka yang bergelimang harta tetapi banyak berbuat dosa (Qs. 56, al-Waqi’ah: 8-46).
Demikianlah cara Alquran mengingatkan manusia. Dengan akalnya, manusia diberikan kebebasan untuk memilih jalan hidupnya. Beragama adalah persoalan kesadaran. Tidak ada paksaan. Sebagian besar manusia cenderung menyerah di altar kehidupan materialisme, konsumerisme dan henonisme yang glamour dan penuh hingar bingar. Manusia yang mendambakan kedamaian abadi tidak pernah takut memilih jalan yang terjal dan mendaki.
Berpuasa mendidik manusia menjadi dermawan, rendah hati, sabar dan tegar. Mukmin yang berpuasa, merekalah golongan kanan yang telah reserve kamar di surga.
Penulis adalah Sekretaris PP Muhammadiyah