Berita

MATAHATI RAMADHAN

Makna Berhenti Makan Sebelum Kenyang

Oleh: Abdul Mu'ti
RABU, 18 AGUSTUS 2010 | 17:26 WIB

Pada 3 Agustus lalu, saya mengikuti Religious Education Forum di Kuala Lumpur, Malaysia. Dalam forum bertajuk Building Peace and Harmony itu, hadir mantan Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohammad sebagai keynote speaker.

Dalam usai 85 tahun, tubuhnya tidak terlihat ringkih. Pikiran-pikirannya tetap tajam dan jernih. Mahatir adalah living example seorang muslim yang mengamalkan surat 17, al-Isra: 80 dengan baik. Sebagai pemimpin Malaysia, Mahatir naik secara benar (mudkhala shidqin), turun secara benar (mukhraja shidqin) dan telah menjadi pemimpin yang menolong (sulthana al-nashira).

Memimpin selama 23 tahun, Mahatir berhasil mengangkat harkat-martabat bangsa dan negara Malaysia ke posisi yang terhormat (maqama al-mahmuda). Walaupun start lebih lambat, Malaysia melesat meninggalkan ”saudara tuanya”, Indonesia.


Ketika memasuki aula utama Palace of the Golden Horses Hotel, saya menangkap aura, bahwa bagi rakyat Malaysia, Mahatir tetap seorang perdana menteri. Mahatir adalah seorang Malaysian Maverick yang turun tahta ketika Negeri Jiran itu makmur dan maju. Mahatir adalah pemimpin kuat dan dicintai rakyat karena sikap tegar dan kerja kerasnya bukan karena memelas dan mengiba-iba.

Meskipun kepemimpinannya tak tertandingi, Mahatir tidak korup, tiranik dan rakus serta membangun dinasti dan kroni-isme. Memang tidak ada manusia yang sempurna. Tetapi, dunia mengakui, Mahatir adalah sosok pemimpin fenomenal yang berhasil.

Sebagai pemimpin, Mahatir telah mengamalkan Hadits Nabi: ”... makanlah ketika kamu (benar-benar) lapar, dan berhentilah sebelum kenyang...” dalam gelanggang politik.  Makan terlalu banyak membuat seseorang mengalami obesitas dan rentan berbagai penyakit. Banyak pemimpin dunia jatuh karena dia tamak jabatan, memperkaya diri dengan korupsi dan mabuk kekuasaan.

Ramadhan adalah saat yang tepat untuk melatih jiwa dan raga kita mengamalkan Hadits Nabi di atas. Makan dan minum saat berbuka terasa nikmat luar biasa karena kita mengonsumsinya saat lapar dan dahaga. Berhentilah sebelum kenyang agar kita dapat beribadah dengan nikmat. Ajaran Nabi Muhammad ini tidak hanya untuk diet nutrisi, tetapi untuk segala aspek kehidupan, termasuk politik, jabatan dan kekuasaan.

Penulis adalah Sekretaris PP Muhammadiyah

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya