Berita

Olahraga

Kido/Hendra Melunak

JUMAT, 13 AGUSTUS 2010 | 00:27 WIB

RMOL. Markis Kido, ganda nomor satu Indonesia yang berpasangan dengan Hendra Setiawan akhirnya memutuskan tetap  membela ‘Merah Putih’ di kejuaraan dunia di Paris 23-29 Agustus. Namun, Kido/Hendra harus gigit jari karena tetap tidak bisa ikut China Master.

Da­lam jumpa pers sekaligus bu­ka pua­sa ber­sama di Hotel Mu­lia, Ja­karta, kemarin, Kido me­ne­gas­kan, tetap akan membela  In­do­ne­sia di kejuaraan in­ter­na­sio­nal.

“Merah Putih di atas se­ga­la­nya,” kata Kido yang sehari se­belumnya mengancam akan mo­gok membela Indonesia di ke­juaraan internasional.


Hadir dalam jumpa pers ter­sebut, Vita Ma­risa, staf Men­pora, Iva­na Lie, dan Retno Kustiah, Ke­tua Harian  klub Jaya Raya, tempat Kido bernaung.

Kido menyatakan, setelah  me­lakukan pembicaraan dengan Pemprov PBSI DKI Jakarta, klub Jaya Raya dan PB PBSI,  dia memutuskan un­tuk ikut ke­juaraan internasional mem­bela In­donesia.

“Kalau ada masalah sebe­lum­nya, itu karena terjadi mis­ko­mu­ni­kasi terkait pelaporan kontrak-kon­trak para atlet ke PB PBSI. Se­karang semuanya sudah ter­selesaikan,” kata Kido.

Sebelumnya, Kido sempat meng­­ancam tidak akan membela In­­donesia di kancah inter­na­sio­nal termasuk turnamen Kejua­ra­an Dunia di Paris. Ala­sannya, ka­rena PB PBSI tidak men­daf­tar­kan mereka ke ajang China Mas­ter 14-19 September mendatang.

PBSI beralasan, ka­rena bukan lagi pemain pelatnas, me­reka harus direkomendasikan dulu oleh Pengda DKI Jakarta, tempat mereka bernaung.

Meski demikian, keinginan Ki­do untuk tampil di China Mas­ter harus terkubur karena ter­bentur aturan. Pemprov PBSI DKI belum bisa mendaftarkan ka­rena atlet ter­sebut belum memberikan laporan lengkap mengenai kontrak para atlet ke PB PBSI. Laporan ter­se­but sesuai pasal 25 AD/ART PBSI.

Pasal tersebut me­rinci soal ha­diah uang dan uang kontrak, yang berbunyi pem­ba­gi­an hadiah uang dan uang kon­trak/iklan yang diperolah ang­go­ta perkumpulan diatur oleh peng­urus PB PBSI.

Pada kesempatan sama, Staf Khu­sus Kemenpora, Ivana Lie me­nyatakan, seharusnya atlet non pelatnas didukung, karena me­reka tidak membebani ang­ga­ran negara.

Ketua harian Klub Jaya Raya, Retno Kustiah me­nga­takan, dengan adanya kasus ini, ke depannya tidak ada lagi ka­sus serupa.

“Ke depan, klub ting­gal menulis surat kepada PB PBSI dengan tembusan Pem­prov, dan Pemprov akan men­daf­tarkan langsung ke turnamen terkait,” ujarnya.

China Target Tiga Gelar

Di tempat terpisah, tim bu­lu­tangkis China mematok tiga ge­lar dari lima gelar juara yang di­perebutkan di kejuaraan du­nia Paris. Target tersebut, me­nu­run setelah tahun lalu China merebut empat gelar.

 Pelatih tim Chi­na, Li Yong Bo  mengatakan, target tiga medali emas adalah target yang rea­lis­tis.

”Tentu saja kami ingin me­re­but lima gelar juara. Tapi kali ini kami tidak bisa terlalu optimistis. Ti­dak mungkin untuk me­na­yam­ai hasil tahun lalu dengan empat gelar,” kata Li Yong Bo seperti dilansir Reuters.

Lanjutnya, tim puteri China meng­alami kekalahan menya­kit­kan dari Korea Selatan di final Piala Uber 2010 lalu.  Kekalahan ini seka­ligus mengakhiri do­mi­na­si negara ini di ajang Piala Uber sejak 1998.

“Para pemain puteri masih di­bayangi kekalahan di Piala Uber lalu. Sementara ganda putera ter­baik, Cai Yun/Fu Haifeng tidak ber­main bersama empat bulan ter­akhir karena  mewakili klub yang berbeda di liga domestik. Ja­di sulit berharap dari mereka,” ujarnya.

Ganda China, Cai Yun/Fu Hai­feng mengalahkan ganda terbaik Ind­onesia, Markis Kido/Hendra Setiawan di babak final Piala Thomas, Mei lalu.

Sementara pemain yang pa­ling siap tampil hanyalah peraih me­dali emas Olimpiade Beijing, Lin Dan. Namun Lin Dan akan men­dapat perlawanan keras dari pemain peringkat satu dunia, Lee Chong Wei serta pemain In­do­nesia, Taufik Hidayat.

“Saat ini permainan Lin luar biasa. Saya yakin ia akan mampu me­ngalahkan Lee (Chong Wei) di babak semifinal seperti saat di Pia­la Thomas dan kemudian me­raih gelar juara yang ke­em­pat­kali,” tandasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya