RMOL.Isu persaingan menjelang pergantian pergantian Kapolri seakan terus menguntit aksi penangkapan Densus 88 terhadap Amir Jamaah Anshorut Tauhid, Abu Bakar Baasyir.
Salah seorang orang kepercayaan Abu Bakar Baasyir, Fauzan Al Anshari, kepada Rakyat Merdeka Online, mengutarakan, momen penangkapan mantan Amir Majelis Mujahidin itu amat nyaman dimanfaatkan untuk macam-macam manuver.
Mulai dari manuver mengalihkan banyak kasus rekayasa hukum yang dilakukan Polri, seperti kasus pajak Gayus Tambunan, makelar kasus, mutasi tak lazim bahkan hingga perkara artis video porno.
"Semua itu lenyap dan terbitlah Baasyir jadi tumbal. Padahal kita tahu, sampai sekarang Baasyir tidak pernah terbukti, dari tertangkap pada tahun 2003 (kasus Bom Bali) tidak pernah terbukti, sampai sekarang juga tidak pernah ada rehabilitasi nama Baasyir. Dan sekarang dia dituduh lagi," ujar Fauzan kepada
Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Selasa, 10/8).
Fauzan tak lupa menyebut manuver persaingan para calon Kapolri sebagai salah satu yang bersembunyi di balik penangkapan Baasyir. Dalam kasus ini, ia mencurigai satu nama yaitu Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Gories Mere.
"Saya mencurigai Goris Mere, dia kan di BNN tapi kenapa dia selalu terlibat dalam penggerbekan teroris termasuk di dalam penangkapan Ustad Baasyir ini," ucapnya.
Fauzan menduga kuat, manuver sang jenderal adalah demi mendapatkan acungan jempol dari kapolri, Presiden SBY dan pihak asing yang berkepentingan terhadap aksi penumpasan gerakan radikal Islam di Indonesia.
"Saya yakin Densus dan polisi tak peduli Ustad terbukti atau tidak terlibat dalam terorisme. Yang penting buat dia adalah Kapolri, SBY, dan Amerika tahu siapa yang berperan besar dalam penangkapan Ustad Abu Bakar Baasyir," ungkapnya.
Tapi, kecurigaan pengalihan isu dan nuansa persaingan para jenderal di balik penangkapan Baasyir sudah dibantah lebih dahulu oleh Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Edward Aritonang, dalam jumpa pers kemarin di Mabes Polri, Jakarta.
"Tidak ada pengalihan isu apapun," tegas Edward, Senin (9/8).
[ald]