Berita

Ilutrasi

Di Jalur Red Zone, Padang Lebih Siap Hadapi Bencana

KAMIS, 05 AGUSTUS 2010 | 20:05 WIB | LAPORAN:

Jakarta, RMOL. Terletak di red zone, Kota Padang, Sumatera Barat, dinilai lebih maju dalam mempersiapkan langkah mengantisipasi bencana di masa mendatang.

Kemajuan tersebut ditunjukkan dengan berbagai upaya mitigasi bencana yang dilakukan Pemerintah Kota Padang dan Provinsi Sumatera Barat, serta Taruna Siaga Bencana (Tagana) setempat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pembangunan shelter multifungsi sebagai tempat perlindungan sekaligus terminal evakuasi apabila terjadi gempa dan tsunami.

Hal tersebut dikatakan oleh Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana (SKP BSB) Andi Arief, hari ini (Kamis, 5/8), setelah mendapat laporan dari Tim Assessment dari Kantor SKP BSB yang sedang melakukan penilaian terhadap kesiapan Sumatera Barat, khususnya Kota Padang dan Kepulauan Mentawai, dalam menghadapi potensi gempa bumi dan tsunami.

“Padang dan Mentawai berada pada jalur red zone, salah satu jalur patahan tektonik aktif yang paling rawan gempa di Indonesia. Kewaspadaan pemerintah dan masyarakat melalui berbagai langkah mitigasi bencana, harus ditingkatkan,” kata Andi Arief.

Pemkot Padang telah menyelesaikan pembangunan satu shelter multifungsi dari seratus shelter yang direncanakan. Satu shelter yang selesai dibangun itu merupakan gedung SMA Negeri 1 Padang.

“Secara umum, shelter multifungsi didesain empat tingkat dengan luas bangunan yang bervariasi sesuai keadaan lokasi. Selain didesain khusus untuk memecah ombak, atap shelter juga difungsikan sebagai helipad bagi pendaratan helikopter,” lanjutnya.

Padang pantas bersiap untuk menghadapi situasi yang sulit. Sebab, menurut Andi, setidaknya terdapat tiga hasil riset yang menyebutkan tingginya potensi kegempaan di Padang dan gugusan Kepulauan Mentawai, yang dipisahkan oleh selat Mentawai.

“Tiga riset tersebut adalah penelitian koral mikroatal yang dilakukan Dr. Danny Hilman Natawidjaja dari LIPI, peta seismic hazard 2010 yang baru saja dirilis oleh sembilan pakar gempa bumi Indonesia, serta analisis statistik yang dilakukan Ir. Didik Wahju Widjaja,” katanya.

Bagian pesisir Padang yang padat, oleh National Geographic juga disebut sebagai tempat beresiko tertinggi di dunia apabila terjadi tsunami. [cha]


Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya