Jakarta, RMOL.
Gempuran Israel makin meluas ke Lebanon. Sebelumnya, militer zionis itu kembali menggempur Gaza, Palestina, sehingga melukai enam orang. Insiden pekan lalu terjadi di dua terowongan di Gaza yang berbatasan dengan Mesir. Israel menuduh terowongan tersebut digunakan untuk jalur penyelundupan senjata dan manusia. Sekitar 1,5 juta warga Gaza juga sangat bergantung pada terowongan yang berada di perbatasan dengan Mesir ini untuk memasukkan peralatan rumah tangga.
Tentara Lebanon dan Israel terlibat baku tembak di perbatasan yang memisahkan kedua negara. Peristiwa ini adalah bentrokan yang terparah sejak perang antara Israel dengan Hizbullah, 2006. Serangan itu menewaskan empat orang termasuk dua tentara Lebanon dan seorang tentara Israel. Sementara, 15 orang lainnya luka-luka. Kedua pihak saling menyalahkan sebagai pemicu bentrokan.
AS, PBB, dan UE mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri. Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, Selasa (3/8), mengingatkan para pendukungnya agar tidak lagi diam jika Israel menyerang pasukan Lebanon.
“Bisakah perlawanan hanya berdiam diri dan memandangi angkatan darat (Lebanon) diserang?” katanya dalam pidatonya yang disebarkan lewat video di depan ribuan pendukungnya di wilayah Beirut selatan.
“Sejak saat ini, jika militer Lebanon diserang Israel di manapun perlawanan Hizbullah berada, para pejuangnya jangan lagi berpangku tangan. Kita akan potong tangan Israel yang hendak menjangkau pasukan Lebanon,” imbaunya.
Hassan Nasrallah lebih lanjut mengatakan dia sudah memerintahkan para pendukung Hizbullah untuk meninggalkan basis mereka setelah kontak tembak pasukan Lebanon-Israel, Selasa. Pidato yang berisi kebijakan terkini Hizbullah disampaikan Hassan Nasrullah saat memperingati empat tahun Perang Hizbullah-Israel 2006.
[RM]