Jakarta, RMOL. Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengaku bangga atas perolehan PDIP di berbagai pemilihan kepala daerah.
Tapi, ketika diminta tanggapannya soal barisan kepala daerah usungan PDIP yang kemudian menyeberang ke partai lain, Mega mengaku pasrah.
"Semua tergantung pada karakter dan etika seseorang untuk mengetahui demokrasi apa yang sehat bagi bangsa kita ini," ujar Megawati saat konfrensi pers di sela Rakornas PDIP II di Sentul, Bogor, Rabu (4/8).
Ia menambahkan, baik UU ataupun AD/ART PDIP, tidak ada satupun yang menyebutkan jenis sanksi yang dapat dijatuhkan pada orang-orang yang sekadar menumpang itu.
"Tidak ada UU yang mengikat, sangat rapuh untuk jatuhkan sanksi. Itu berbalik pada manusianya sendiri," kata Mega.
Ia tidak membantah kalau ada rasa sedih dan kecewa melihat kelakuan para eksekutif yang tidak setia pada PDIP.
"Itu saya sayangkan," ujarnya.
"Dia telah dipilih susah payah oleh masyarakat di daerahnya. Kemana tanggung jawabnya, setelah itu pergi begitu saja. Saya tanya, apakah kehidupan berdemokrasi seperti itu? Membajak sana, bajak sini," ungkap putri Bung Karno itu.
Seperti diketahui, perolehan kemenangan PDIP dalam banyak Pilkada memang patut dinilai sangat tinggi. Tapi, banyak dari kepala daerah yang berhasil didudukkan di puncak kekuasaan, malah menyeberang ke partai lain, terutama Partai Demokrat, di kemudian hari. Fakta inilah yang kemudian menimbulkan sebutan pada PDIP sebagai "partai angkot".
[ald]