Berita

ICW: Modus Penggelapan Lagi Nge-trend

RABU, 04 AGUSTUS 2010 | 13:19 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Jakarta, RMOL. Selama periode 1 Januari hingga 30 Juni 2010, setidaknya ada 176 kasus korupsi yang terjadi baik di level pusat maupun daerah.

Potensi kerugian negaranya cukup tinggi, mencapai Rp 2,2 triliun Dan keuangan daerah atau APBD tetap menjadi sektor paling rawan yang dikorupsi.

Indonesia Corruption Watch (ICW) menjabarkan beberapa kasus besar. Misalnya, kasus pembobolan kas daerah Aceh Utara sebesar Rp 120 miliar. Kedua, korupsi APBD Indra Giri Hulu, Riau, senilai Rp 116 miliar. Korupsi kas daerah di Pasuruan, Jawa Timur senilai Rp 4 miliar. Korusi dana otonomi daerah di Kabupaten Boven Digul sebesar Rp 49 miliar.


"Pada semester pertama tahun 2010, dari lima besar modus korupsi yang terungkap ternyata modus penggelapan yang paling dominan. Setidaknya ada 62 kasus penggelapan. Selain itu, modus mark-up juga besar, ada 52 kasus," kata Koordinator Divisi Investigasi ICW, Agus Sunaryo, di kantornya, kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (4/8).

Peneliti ICW, Febry Hendri, mengatakan penyalahgunaan anggaran bisa dengan mudah disidik. Sementara modus penggelapan akan sulit sekali. Padahal, koruptor sekarang ini banyak menggunakan penggelapan sebagai modus operandi.

"Lembaga audit negara, BPK, dan lembaga audit pemerintah BPKP, inspektorat, harus lebih mempertajam audit mereka, bukan audit umum atau audit kepatuhan, tapi yang dilakukan harus audit investigasi," ujarnya. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya