Jakarta, RMOL.
Pelatih Sriwijaya FC (SFC) menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi Arema Indonesia dalam partai final Piala Indonesia di stadion Manahan, Solo, Minggu (1/8) hari ini.
“Persipura selalu menggunakan formasi 3-4-3 dan mengandalkan agresivitas para pemainnya. Sehingga saya siapkan strategi khusus dan bermain lebih sabar. Berbeda dengan Arema yang bermain dengan formasi 4-1-4-1. Artinya, akan ada perubahan khusus saat menghadapi Arema nantinya,” jelas Rahmad Darmawan, kemarin.
Menurutnya, menghadapi Arema berbeda ketika timnya menghadapi Persipura.
“Saat menghadapi Persipura saya memang memperkuat lini tengah dan belakang. Sebab kita tahu pemain-pemain Persipura memiliki kecepatan. Tapi dengan Arema yang memiliki kekuatan di sayap dan kreativitas lini tengah, tentu berbeda,” ulasnya.
Apalagi Arema memiliki kolektivitas dan pemainnya sangat cepat dalam melakukan serangan balik. “Untuk itu kami harus konsentrasi dan tampil disiplin,” jelasnya.
Selain menyiapkan strategi khusus, RD, sapaan Rahmad, juga sudah menyiapkan para algojonya untuk mengantisipasi bila partai final diakhiri dengan adu tendangan penalti.
Sebab menurut RD, dalam situasi final, mereka harus siap dengan segala kondisi apapun. “Untuk itu pemain sudah siap menghadapi partai final, baik itu secara teknis, mental bertanding dan segala kemungkinan yang terjadi di final,” ujarnya.
Disinggung soal kepindahannya dari SFC, RD mengaku pemain dan dirinya sendiri sama sekali tidak terpengaruh. Justru kondisi ini semakin membuatnya bersama para pemain lebih bersemangat untuk memenangi partai final.
“Kesempatan kita sama dengan Arema. Kita ingin menang, mereka pun juga. Satu hal tentunya pemain sangat enjoy dan termotivasi untuk memenangi gelar,” jelas RD.
Sementara itu striker Sriwijaya FC Pavel Solomin optimis mampu mendapatkan gelar Piala Indonesia bagi Sriwijaya FC. Untuk itu ia bertekad menundukkan Kurnia Mega, kiper Arema Malang.
Pavel mengaku sangat berambisi meraih gelar sekaligus mencetak gol. Ia tentunya ingin membuktikan bahwa ia adalah striker yang pantas untuk diperhitungkan di kompetisi Indonesia.”Saya sangat inginkan gelar dan mencetak gol untuk SFC di final nanti,” jelas Pavel.
Sementara itu Pelatih Arema Indonesia, Robert Rene Albert telah mempersiapkan dua pemain yang akan menggantikan posisi Pierre Njanka yang terkena akumulasi kartu kuning. Dua pemain yang sudah disiapkan adalah Waluyo dan Irfan.
Asisten pelatih Arema Indonesia Liestiadi mengatakan kedua pemain tersebut memang layak menggantikan posisi yang ditinggalkan Njanka.
“Meskipun kualitasnya masih dibawah Njanka, keduanya memang memiliki kemampuan yang tidak beda jauh dengan Njanka dan bisa diandalkan,” jelasnya.
Secara terpisah, tim Arema dapat suntikan semangat dari para suporternya. Komunitas suporter Aremania patut gembira. Para Kera Ngalam ini bisa sepenuhnya mendampingi tim kesayanganya di laga tersebut.
Pihak Panpel lokal dengan tangan terbuka menerima kehadiran Aremania di Stadion Manahan Solo dan menyiapkan tiket 20 ribu buat Aremania. “Wajar, karena kapasitas Stadion Manahan Solo itu, mampu menampung penonton 40 ribu. Alhamdulillah kami diberi jatah separuhnya,” kata Ahmad Ghozali, juru bicara tur Aremania kemarin.
Menurut Ahmad Ghozali, animo Aremania pada partai puncak nanti jauh lebih besar ketimbang saat Arema lawan Persik di Sidoarjo (28/7) lalu. Karena itu, ia yakin kuota 20 ribu tersebut akan terisi. Bahkan ia memprediksi jumlahnya bisa melebihi kapasitas itu.
Mengacu pada kuota 4 ribu yang diberikan pada laga di Sidoarjo jelas Ahmad Ghozali, ternyata yang datang menembus di atas 10 ribu. “Kami sangat respek dengan semua pihak yang membantu kelancaran perjalanan Arema ke Sidoarjo. Kami berharap ke Solo pada Minggu (1/8) nanti juga bisa lancar tidak ada hambatan apa-apa di jalan,” harapnya.
[RM]